Sabtu, 20 Maret 2010

Mengapa Masjid Al Aqsa Menjadi Sasaran untuk Dihancurkan?

Sabtu, 20 Maret 2010
KOTA Jerussalem, tempat Masjid Al Aqsa berada, adalah kota yang amat dihormati oleh penganut tiga agama samawi, Islam, Kristen, dan Yahudi. Bagi umat Islam, Masjid Al Aqsa adalah kiblat pertama dan tempat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan mikraj ke langit. Di sini pulalah, sejumlah nabi dimakamkan.

Alquran dalam ayat pertama surat Al Isra menyatakan bahwa Allah telah memberkati sekitar masjid ini. Mikraj Nabi atau perjalanan beliau ke langit yang dimulai dari masjid ini merupakan peristiwa yang paling bersejarah bagi umat Islam.

Itulah mengapa Masjid Al Aqsa mempunyai arti yang sangat penting bagi umat Islam. Tidak jelas, kapan dan oleh siapa masjid ini didirikan. Namun, satu riwayat menyebut, Nabi Adam AS lah yang pertama kali membangun masjid ini. Seiring perjalanan waktu, bangunan ini roboh.

Beberapa abad kemudian, Nabi Daud membangunnya kembali. Nabi Sulaiman akhirnya menyempurnakan lagi masjid itu. Ada juga yang menyatakan, masjid ini dibangun oleh Nabi Yakub sekitar 40 tahun setelah kakeknya yakni Nabi Ibrahim mendirikan Kakbah di Makkah.

Tahun 638 M, beberapa tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Khalifah Umar bin Khattab untuk pertama kalinya melakukan pengembangan Masjid Al Aqsa. Pengembangan ini berlanjut hingga masa kepemimpinan Al-Walid (705 M) yang meliputi kubah masjid dan bangunan di sekelilingnya. Sejak saat itu, renovasi bangunan masjid terus dilakukan, tanpa mengubah bentuk dasar bangunan yang telah berusia sekitar 13 abad.

Terdapat perbedaan pendapat dari para ulama mengenai asal usul nama Masjid Al Aqsa. Sebagian ulama berpendapat masjid ini disebut aqsa (jauh) karena letaknya cukup jauh dari Masjidil Haram di Makkah. Saat itu jarak kedua masjid tersebut 40 malam perjalanan dengan mengendarai unta. Ada pula yang berpendapat masjid ini disebut aqsa karena bebas dari kotoran, tempat turun malaikat dan wahyu serta kiblat para nabi sebelum Rasulullah SAW. Hal ini dibenarkan oleh Ibn Khaldun yang menyatakan masjid itu merupakan tempat para nabi beribadah. Tidak ada satu jengkal pun tanah di areal masjid itu yang tidak dipakai para nabi dan malaikat guna melaksanakan ibadah.

Bentuk asli bangunannya berupa serambi kiblat, tidak memiliki lapangan di tengah, sebagaimana masjid pada umumnya. Walaupun telah beberapa kali mengalami renovasi maupun perbaikan besar-besaran, utamanya setelah gempa besar tahun 1916, namun bentuk bangunan asli tetap dipertahankan.

Ekspansi

Menurut Mujiruddin Al Hanbaly (dalam bukunya yang berjudul Al Uns al Jalil) masjid ini meliputi seluruh wilayah yang berada di dalam pekarangan Al Aqsa. Termasuk di dalamnya adalah tembok di sebelah barat, tembok Buraq (Tembok Ratap), dan Ribat al Kurd. Seluruh pintu gerbang di sisi barat tembok seperti gerbang Maghareba dan seluruh bangunan yang berada di tembok barat seperti Sekolah Tankziye juga menjadi bagian Masjid Al Aqsa. Demikian pula dengan pekarangan berpasir, Kubah Batu (Qubbah ash Shahra), masjid di bagian depan, bangunan di bawah Al Aqsa yang disebut dengan "Aqsha Tua", dan masjid Marwani di bagian arah timur. Semua itu bagian dari Masjid Al Aqsa.

Namun, kaum Yahudi mempunyai pandangan sendiri menyangkut Masjid Al Aqsa. Mereka percaya bahwa di salah satu dinding pada masjid ini dibuat dari tempat ibadah (haekal) Nabi Sulaiman AS. Inilah yang mereka jadikan alasan untuk terus-menerus berupaya menghancurkannya.

Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah Bani Israil yang dibangun tahun 960 SM oleh Nabi Sulaiman. Akan tetapi, 370 tahun setelah itu tempat ibadah ini dihancurkan oleh bangsa Babilonia yang melakukan ekspansi ke sana. Menyusul kekalahan bangsa Babilonia dari tentara Persia yang dipimpin oleh Cyrus, Kuil Sulaiman kembali dibangun. Tahun 70 Masehi, tentara Romawi menyerang kota Jerussalem dan meratakan tempat ibadah umat Yahudi tersebut dengan tanah.

Sekitar satu abad yang lalu ketika paham zionisme mulai muncul, para pendukung zionisme mengklaim Masjid Al Aqsa dibangun di atas lokasi Kuil Sulaiman. Setelah terbentuknya rezim Zionis Israel di negeri Palestina tahun 1948 yang disusul dengan pendudukan atas kota Jerussalem tahun 1967, kaum Zionis semakin gencar melakukan upaya perusakan Masjid Al Aqsa untuk mendirikan Kuil Sulaiman di lokasi itu. Sejak menduduki Jerussalem tahun 1967, orang-orang Zionis telah berkali-kali melakukan upaya penghancuran. Salah satunya adalah pembakaran masjid ini tahun 1969. Untuk mencegah kemarahan umat Islam sedunia dan kutukan masyarakat internasional, rezim Zionis mengesankan bahwa aksi pembakaran dilakukan oleh seorang Yahudi ekstrim. Orang yang dituduh sebagai pelaku pembakaran itu dibebaskan setelah melalui proses persidangan yang direkayasa.

Setelah peristiwa itu, rezim Zionis Israel sering mengungkapkan adanya kelompok-kelompok Yahudi ekstrim yang berusaha menghancurkan Masjidul Aqsa. Mereka berulang kali menyerang masjid ini. Pernah juga mereka mengalirkan air di sepanjang galian di bawah masjid untuk menggoyahkan pondasinya.

Akibatnya, dinding-dinding masjid retak dan menurut para pengamat, dengan gempa yang relatif kecil pun kemungkinan masjid yang memiliki nilai kesucian dan sejarah tinggi ini akan roboh. Perusakan dengan cara ini diharapkan dapat meredam kemarahan umat Islam. Upaya penghancuran juga dilakukan dengan berbagai cara lainnya. Di antaranya melarang warga Palestina memasuki masjid itu, Judaisasi kota Jerussalem, pengusiran umat Islam dari kota ini, pembangunan dinding pemisah di kota ini dan pelarangan untuk merenovasi masjid.

Aksi perusakan terus berjalan, dan kini tindakan perusakan yang dilakukan secara langsung oleh kelompok-kelompok Zionis esktrim telah sampai di tahap yang sangat berbahaya. (Acik,Sari-Pusdok SM-14v)

Kronologi upaya penghancuran dalam dua tahun terakhir

9 Mei 2005

Bentrokan antara warga Palestina dan Israel terjadi di sekitar kompleks masjid, karena warga Palestina dilarang memasuki tempat suci itu. Sebanyak tujuh orang terluka.

26 April 2005

Syekh Oakrama Sabri, seorang mufti dari Jerusalem, menyerukan negara-negara muslim untuk memikul tanggung jawab melindungi Masjid Al-Aqsa.

10 April 2005

Ribuan kaum ekstremis Yahudi yang mengatasnamakan dirinya "Revava" mencoba menduduki kompleks masjid, namun aparat keamanan Israel berhasil menggagalkan upaya mereka.

8 April 2005

Kelompok militan Palestina mengancam akan melakukan serangan-serangan terhadap Israel apabila kelompok Yahudi memasuki Masjid Al Aqsa di Jerusalem.

7 Agustus 2004

Seorang warga Yahudi berusaha menyerang masjid Al Aqsa dalam sebuah acara pentas anak-anak Al Aqsa.

27 Juli 2004

Dalam peringatan yang disebut ìKhorob haikalî, sejumlah kelompok Yahudi berusaha menyerang masjid Al Aqsa dan ribuan dari mereka bergerombol di halaman Al-Barraq.

6 Juli 2004

Yahudi ekstrim menyerang masjid Al Aqsa dan melakukan kekerasan terhadap salah satu penjaganya

30 Juni 2004

Polisi Israel menyerang masjid Al Aqsa dan melarang aktivitas pembangunan di mushallah Marwani.

21 Mei 2004

Polisi Israel mengubah masjid Al Aqsa menjadi kamp militer dan melarang mereka yang berusia di bawah 45 tahun masuk masjid tersebut.

8 April 2004

Selama dua hari warga pemukiman Israel menyerang masjid Al Aqsa dan melakukan ritual agama

2 April 2004

Tentara Israel menyerang masjid Al Aqsa saat dilakukan shalat Jumat. 45 jamaah menderita luka dan 15 lainnya ditangkap.

31 Maret 2004

Para pemukim Yahudi menyita paksa dua gedung di kampung Salwan dekat masjid Al-Aqsa untuk semakin memperketat blokade dan yahudisasi masjid tersebut.

18 Maret 2004

Dinas Perkebunan Israel menghancurkan sebagian pagar kuburan Ar-Rahmah dekat masjid Al Aqsa yang meliputi kuburan sahabat Nabi SAW, tabiin, ulama terkenal terdahulu.

2 Maret 2004

Organisasi Ekstrim Penjaga Haikal menuntut kepada Mahkamah Tinggi Israel untuk mengeluarkan keputusan melarang pembangunan yang dilakukan oleh departemen wakaf Islam di Al-Quds.

27 Februari 2004

Tentara Israel menyerang Masjid Al Aqsa pada saat shalat Jumat yang mengakibatkan 24 orang warga Palestina terluka, di antaranya perempuan.

15 Februari 2004

Sebagian halaman masjid Al Aqsa sejauh 100 meter ke salah satu pintu barat masjid longsor akibat terowongan yang digali Israel.

13 Februari 2004

Polisi Israel melakukan blokade ketat di kota Al-Quds dan melarang warga Palestina untuk shalat Jumat di masjid.

9 Februari 2004

Sekelompok Yahudi ekstrim melakukan penghancuran tiang-tiang marmer bersejarah (masa-masa pertama Islam) dekat museum Islam di dalam halaman masjid.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0505/17/int2.htm

0 komentar:

Posting Komentar