RAUDAH (mengenai RAUDAH silahkan dibaca di buku-buku bagaimana sejarahnya, isinya, makbulnya doa disini dll). Yang akan saya ceritakan disini adalah bagaimana sesungguhnya rupa dan tanda-tanda batas Raudah itu, serta bagaimana cara mencarinya
1) Raudah terletak di bagian kiri Selatan masjid, kurang lebih 5 m di belakang Mihrab Imam sholat fardlu Masjid Nabawi. Ciri yang paling gampang dari Raudah adalah warna karpetnya. Warna karpet Raudah putih kehijau-hijauan dan sangat berlainan dengan warna merah tua karpet Masjid Nabawi secara keseluruhan. Raudah secara fisik terletak disebelah kanan dari makam Rasulullah (kalau kita menghadap ke Selatan), ada Mihrab Nabi (dulu Rasulullah selalu jadi Imam di Mihrab ini, sekarang masih dipakai kalau sholat Jumat)), Mimbar Utama (kalau sholat Jumatan mimbar ini masih dipakai ceramah oleh Khatib) dan tangga menuju tempat Muadzin.
2) Bagi jemaah pria cara mencarinya gampang-gampang susah (saya pernah kebablasan melewati Raudah tanpa sadar dan tahu-tahu sudah sampai di saf paling depan dari Masjid Nabawi dan itu rupanya saya sudah sampai di depan makam Rasulullah. Ini gara-gara miskin informasi tapi sok tahu). Berikut ini cara menuju Raudah (khusus bagi jemaah pria),
Masuk dari pintu Utama (arah Utara) – pintu King Fahd terus lurus sampai melihat tangga Muadzin baru cari karpet putih. Cara ini hanya bisa dilakukan pada saat Masjid Nabawi baru dibuka sekitar jam 2.30 pagi, kalau siang hari statistik mengatakan 95% akan sulit mencapai Raudah karena sudah penuh sesak dengan jemaah. khususnya sekitar radius 25 dari Raudah. Lupakan menuju Raudah dengan cara ini pada waktu menjelang Subuh sampai selesai Isya, tapi kalau mau nekat dan Allah swt berkenan ya bisa saja, tapi dzikirnya harus kuat sebelumnya.
Masuk dari pintu Babu Salam, pintu Masjid Nabawi paling Selatan tapi sebelah kanan. Begitu lewat pintu langsung belok kiri terus lurus sampai ketemu tangga Muadzin dan warna karpet putih. Cara masuk dari pintu ini sangat tidak disarankan kapanpun waktunya, karena disamping berdesak-desakan, antreannya puanjang dan luama, alih-alih anda tidak bisa sholat arbain lengkap gara-gara antri mau ke Raudah. Tapi kalau YMK menghendaki anda bisa ke Raudah dengan cara ini ya bagaimana lagi…, jangan lupa sujud syukur.
Masuk dari pintu An Nisa – pintu ini juga digunakan oleh jemaah wanita pada jam kunjungan khusus ke Raudah), pintu Masjid Nabawi tengah bagian kiri tapi harus lewat main hall dulu untuk bisa sampai ke pintu ini atau lewat dari arah makam Baqi (selatan).
Setelah masuk kurang lebih 5-10 m di sebelah kiri anda bisa lihat satu daerah yang diberi lantai kayu agak naik sekitar 60 cm dan dindingnya mirip perpustakaan, banyak Al Quran disusun rapih di rak-rak (persis di belakang rak itu dulunya adalah rumah Nabi dan Siti Aisyah, sekarang adalah lokasi makam Rasulullah- tempat itu dulu dipakai Rasulullah untuk sholat Tahajjud dan mihrabnya disebut Mihrab Tahajjud). Anda jalan lurus begitu ketemu pagar pendek yang membatasi lokasi lantai kayu maka disebelah kiri anda sudah bisa melihat karpet putih dan itulah Raudah. Cara masuk seperti ini kelihatannya gampang tapi cuman pagi jam 2.30 saja, sore hari pintu An Nisa selalu tidak bisa diakses meskipun dibuka karena tempat selalu penuh dengan jemaah pria yang antri menuju Raudah.
Masuk dari (kalau tidak salah nama) pintu Al Usman (dari arah Selatan). Petunjuk mencarinya : Masuk dari gerbang utama – dari arah hotel Hilton – terus belok kanan mengitari Masjid Nabawi dari arah Barat lewat bagian untuk sholat wanita wing Barat terus sampai belokan pertama arah belakang maka anda akan ketemu pintu ini disebelah kiri anda. Jika masuk dari pintu AL Usman ini maka langsung belok kanan terus lewat main hall, persis ditengah-tengah masjid belok kanan menuju arah mimbar Imam dan lihat disamping kiri apakah tangga muadzin sudah kelihatan, nah persis dibawah tangga Muadzin inilah ada karpet warna putih kehijauan artinya anda sudah sampai di batas kanan Raudah. Jika anda ingin memakai cara ini datanglah jam 2.30 pagi meskipun pintu masih tertutup tapi pasti sudah banyak orang yang berkerumun disitu menunggu pintu dibuka. Biasanya orang akan berlarian seperti dikejar anjing galak atau lomba lari 100m menuju Raudah begitu pintu dibuka, tapi dengan jalan cepat Insya Allah anda masih akan dapat tempat yang enak dan bisa khusuk sholat diarea Raudah.
Masuk dari pintu Utama (arah Utara) – pintu King Fahd terus lurus sampai melihat tangga Muadzin baru cari karpet putih. Cara ini hanya bisa dilakukan pada saat Masjid Nabawi baru dibuka sekitar jam 2.30 pagi, kalau siang hari statistik mengatakan 95% akan sulit mencapai Raudah karena sudah penuh sesak dengan jemaah. khususnya sekitar radius 25 dari Raudah. Lupakan menuju Raudah dengan cara ini pada waktu menjelang Subuh sampai selesai Isya, tapi kalau mau nekat dan Allah swt berkenan ya bisa saja, tapi dzikirnya harus kuat sebelumnya.
Masuk dari pintu Babu Salam, pintu Masjid Nabawi paling Selatan tapi sebelah kanan. Begitu lewat pintu langsung belok kiri terus lurus sampai ketemu tangga Muadzin dan warna karpet putih. Cara masuk dari pintu ini sangat tidak disarankan kapanpun waktunya, karena disamping berdesak-desakan, antreannya puanjang dan luama, alih-alih anda tidak bisa sholat arbain lengkap gara-gara antri mau ke Raudah. Tapi kalau YMK menghendaki anda bisa ke Raudah dengan cara ini ya bagaimana lagi…, jangan lupa sujud syukur.
Masuk dari pintu An Nisa – pintu ini juga digunakan oleh jemaah wanita pada jam kunjungan khusus ke Raudah), pintu Masjid Nabawi tengah bagian kiri tapi harus lewat main hall dulu untuk bisa sampai ke pintu ini atau lewat dari arah makam Baqi (selatan).
Setelah masuk kurang lebih 5-10 m di sebelah kiri anda bisa lihat satu daerah yang diberi lantai kayu agak naik sekitar 60 cm dan dindingnya mirip perpustakaan, banyak Al Quran disusun rapih di rak-rak (persis di belakang rak itu dulunya adalah rumah Nabi dan Siti Aisyah, sekarang adalah lokasi makam Rasulullah- tempat itu dulu dipakai Rasulullah untuk sholat Tahajjud dan mihrabnya disebut Mihrab Tahajjud). Anda jalan lurus begitu ketemu pagar pendek yang membatasi lokasi lantai kayu maka disebelah kiri anda sudah bisa melihat karpet putih dan itulah Raudah. Cara masuk seperti ini kelihatannya gampang tapi cuman pagi jam 2.30 saja, sore hari pintu An Nisa selalu tidak bisa diakses meskipun dibuka karena tempat selalu penuh dengan jemaah pria yang antri menuju Raudah.
Masuk dari (kalau tidak salah nama) pintu Al Usman (dari arah Selatan). Petunjuk mencarinya : Masuk dari gerbang utama – dari arah hotel Hilton – terus belok kanan mengitari Masjid Nabawi dari arah Barat lewat bagian untuk sholat wanita wing Barat terus sampai belokan pertama arah belakang maka anda akan ketemu pintu ini disebelah kiri anda. Jika masuk dari pintu AL Usman ini maka langsung belok kanan terus lewat main hall, persis ditengah-tengah masjid belok kanan menuju arah mimbar Imam dan lihat disamping kiri apakah tangga muadzin sudah kelihatan, nah persis dibawah tangga Muadzin inilah ada karpet warna putih kehijauan artinya anda sudah sampai di batas kanan Raudah. Jika anda ingin memakai cara ini datanglah jam 2.30 pagi meskipun pintu masih tertutup tapi pasti sudah banyak orang yang berkerumun disitu menunggu pintu dibuka. Biasanya orang akan berlarian seperti dikejar anjing galak atau lomba lari 100m menuju Raudah begitu pintu dibuka, tapi dengan jalan cepat Insya Allah anda masih akan dapat tempat yang enak dan bisa khusuk sholat diarea Raudah.
Tips memanfaatkan Raudah
Meskipun sangat dianjurkan untuk beribadah di Raudah tetapi beberapa hal yang perlu diingat oleh kita semua yaitu
Meskipun sangat dianjurkan untuk beribadah di Raudah tetapi beberapa hal yang perlu diingat oleh kita semua yaitu
1. Sama seperti halnya mencium Hajar Aswad di Ka’bah, ibadah di Raudah adalah Sunnah (biarpun pahala dan doa kita sangat makbul), jadi buat apa kita berdesak-desakan saling dorong, saling jepit, saling sikut, saling injak dan akhirnya berkelahi hanya sekedar untuk bisa sampai ke Raudah yang pada akhirnya menambah dosa dan ibadah kita menjadi tidak diterima. Bahkan beberapa orang mengatakan kepada saya, ya Massjid Nabawi ini semuanya adalah Raudah, Rasulullah akan selalu membalas salam dan menyapa kita ketika kita masuk masjid dan doa kita akan dikabulkan oleh Allah.
2. Jangan blok Raudah sampai lama, ingat bahwa masih banyak orang yang juga ingin ibadah dan berdoa disini. Setelah anda selesai ibadah dan doa anda, bergantianlah atau berikan tempat anda kepada orang yang sedang menunggu giliran (kalau perlu jagain dia selama dia sholat dan berdoa – situasi di Raudah sangat rawan karena himpitan atau terinjak-injak, harapannya disamping anda masih bisa menambah doa sambil berdiri, anda Insya Allah diberi tambahan pahala karena memberi tempat dan melindungi orang yang beribadah).
Suatu ketika saya pernah bicara dengan seorang jemaah dari Indonesia, dia bilang kalau bapak sudah sampai Raudah usahakan jangan keluar-keluar lagi kecuali kepengin kebelakang, kalau perlu puasa (maksudnya dari Subuh sampai masjid tutup jam 10 malam nggak makan dan minum), saya pribadi kok tidak setuju dengan saran ini. Kelihatannya ini egois sekali mengingat ribuan orang diluar Raudah antri dan berdesak-desakan untuk bisa dapat kesempatan berdoa dan sholat di Raudah sementara kita ngeblok tempat seenaknya.
3. Bagi jemaah wanita, kunjungan ke Raudah ada jam khusus. Meskipun demikian istri saya bilang hanya Raudah limited yang bisa dikunjungi. Raudah Limited itu cuman dari samping makam Rasulullah sampai batas mimbar utama, padahal dari pinggiran mimbar utama sampai kaki tangga Muadzin (batas luar kanan Raudah) menurut perkiraan saya masih ada 5 m lagi. Bagi jemaah wanita khususnya dari Indonesia, biasanya mendapat perlakuan khusus dari Askar, mereka dikelompokkan dalam group besar khusus untuk orang-orang yang berbadan kecil (jemaah Asia Tenggara) dan biasanya mendapat kesempatan yang terpisah dari jemaah wanita yang berbadan besaaar… (jemaah Turki, Afrika, India dll). Manfaatkanlah kesempatan ini, karena ini sangat aman dan Insya Allah anda bisa khusuk beribadah dan berdoa. Tetapi jika group besar untuk badan kecil sudah tidak ada, coba gabung sama grup Turki, mereka biasanya baik-baik dan mau melindungi jemaah wanita yang badannya kecil, anda akan dimasukkan ketengah group mereka (biarpun mereka tidak bisa bahasa Inggris tetapi mereka sangat ramah).
4. Jemaah pria dan wanita dari Indonesia yang berbadan rata-rata kecil, sangat-sangat saya sarankan untuk tidak memotong atau melawan arus pada saat mau masuk atau keluar dari Raudah, apalagi ikutan himpit-himpitan dan mencoba bergandengan dalam grup. Ini sangat berbahaya karena jika ketemu gandengan grup yang badannya lebih besar dan kuat kita pasti terpelanting dan resikonya adalah terinjak-injak. Ingat disamping beribadah kita kan juga perlu memikirkan keselamatan diri agar bisa pulang ke Indonesia dengan selamat dan menjadi Haji yang mabrur, minimal bisa menularkan tips and tricks ini kepada calon jemaah lain yang belum pernah berhaji. Jika terpaksa berhimpit-himpitan carilah jemaah lain yang badannya tinggi besar, posisikan dia di depan anda dan pegang bahunya (mereka pasti tidak marah) bikin formasi kayak kita main kereta-keretaan atau ular-ularan jaman kita kecil dulu. Usahakan kedua tangan selalu dalam posisi di atas, kenapa demikian ? karena kalau kita ada apa-apa orang disebelah kita siapapun dia akan gampang narik tangan kita untuk penyelamatan. 90% jemaah pada prinsipnya selalu mau membantu jemaah lain yang sedang kesulitan tanpa memandang siapa dia… Dan tentu saja kalau anda banyak menolong orang dan berbaik hati pada sesama jemaah (siapapun dia) pasti bayarannya kontan – anda akan banyak ditolong dan diberi kemudahaan oleh orang lain.
5. Percaya atau tidak percaya kalau anda berniat atau berdoa sebaiknya jangan dibuat main-main atau kasih batasan, contoh : Niatnya cuman sholat Tahiyattul Masjid 2 rakaat di Raudah dan berdoa saja, tetapi mentang-mentang Raudah kosong terus nambah sholat yang panjang dan duduk-duduk disitu sampai lama, nanti biasanya pas kita selesai sholat 2 rakaat dan doa, pasti mulai buanyak gangguannya, ada yang mepet kita, ada yang melangkahin kita, kepala ketendang, kejatuhan sandal orang dll yang menyebabkan kita tidak khusuk bahkan resiko terburuk keinjak-injak. Oleh karena itu kalau anda berniat berbuat, beribadah atau berdoa di Raudah dan sudah menyelesaikannya maka sebaiknya berikanlah tempat anda kepada orang lain yang sedang mengantri, kecuali kalau sudah keburu masuk sholat fardlu.http://wayofmuslim.wordpress.com/category/tempat-suci/
0 komentar:
Posting Komentar