The idea appeared in early 1989 in which time the late General M. Amir al-Hajj Yusuf as to convey the idea of a monumental mosque in Ujung Pandang (now Makassar) to the various figures who perform the pilgrimage, including Munawir Sjadzali, Edi Sudradjat, M. Jusuf Kalla and some others; and spontaneous acclaim. Gagasan muncul di awal 1989 di mana waktu akhir Umum M. Amir al-Haji Yusuf untuk menyampaikan gagasan sebuah masjid monumental di Ujung Pandang (sekarang Makassar) ke berbagai tokoh yang melakukan ibadah haji, termasuk Munawir Sjadzali, Edi Sudradjat , M. Jusuf Kalla dan beberapa orang lain, dan pujian spontan.
In the month of Ramadan 1414H (March 3, 1994), General (Retired) M. Jusuf invited several ministers and a number of businessmen. Pada bulan Ramadhan 1414H (3 Maret 1994), Umum (Purn) M. Jusuf mengundang beberapa menteri dan sejumlah pengusaha. He then put forward the idea of building a center of Islamic civilization development of the core of a mosque, and placed in Makassar. Dia kemudian mengajukan ide untuk membangun sebuah pusat pengembangan peradaban Islam dari inti masjid, dan ditempatkan di Makassar. Not just because he comes from South Sulawesi, but because the city is the central point of eastern Indonesia, and the religious community, looks like a presentation later on large pilgrimage. Bukan hanya karena dia berasal dari Sulawesi Selatan, tetapi karena kota ini adalah titik sentral Indonesia timur, dan komunitas agama, tampak seperti presentasi nanti haji besar.
Funds collected spontaneously during the meeting, not only from officials and Muslim businessmen. Dana yang dikumpulkan secara spontan selama pertemuan, tidak hanya dari pejabat dan pengusaha Muslim. But also from non-Muslim entrepreneurs like Prayogo Pangestu, James T Riyadi or Harry Darmawan. Tetapi juga dari pengusaha non-Muslim seperti Prayogo Pangestu, James T Riyadi atau Harry Darmawan.
DONOR DARAH di VICO Badak bag.7
12 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar