Senin, 29 November 2010
Jika Al Aqsha dihancurkan, maka tempat Suci Yahudi juga akan Dihancurkan
Sekelompok mahasiswa Iran mengancam akan menghancurkan makam Ratu Ester dan Mordechai (keduanya dihormati oleh kalangan yahudi) jika Israel berani menyebabkan kerusakan terhadap masjid Al-Aqsha di Yerusalem, Ynet melaporkan Ahad kemarin (12/12).
Menurut tradisi yahudi, makam tersebut terletak di kota Hamadan Iran barat.
Para mahasiswa, yang berkumpul di Bu-Ali Sina University di Hamadan, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami, mahasiswa basijis … memperingatkan para pemimpin rezim Zionis jika mereka menyerang Masjid Al-Aqsha dengan cara apapun kami akan menghancurkan makam ini. “
Kantor berita Iran mengatakan para pemrotes adalah anggota mahasiswa Basij atau milisi Syi’ah garis keras.
Tempat suci yahudi di Hamadan untuk memperingati Ester, seorang perempuan Yahudi muda yang menikah dengan Raja Achaemenid Xerxes, lima abad sebelum Yesus, dan meyakinkan Ester untuk memungkinkan orang-orang Yahudi untuk menetap bebas di kekaisaran Persia.
Iran memiliki komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah – 20.000 sampai 25.000 jiwa dengan perkiraan yang berbeda – setelah Israel, dan kuil ini dikunjungi oleh banyak peziarah Yahudi setiap tahun.
Iran juga tempat bagi makam nabi Daniel Yahudi, yang menurut tradisi alkitabiah.
Republik Syiah Iran tidak mengakui Israel dan Presiden Mahmud Ahmadinejad telah menarik kecaman internasional oleh serangan pedas nya terhadap negara Yahudi dan menyebut peristiwa Holocaust sebagai “mitos.”
Beberapa konstruksi dan proyek arkeologi di sekitar Masjid Al-Aqsha, yang diklaim Yahudi sebagai Gunung Kuil dan bagi umat Islam sebagai Haram al-Syarif telah menjadi masalah dari dunia Islam di mana Israel saat ini sedang membahayakan situs suci tersebut.
Minggu, 28 November 2010
masjidil HARAM dan sekitarnya
Kota Makkah terletak di sebuah lembah sehingga Ka’bah bisa dilihat dari bukit-bukit di sekitarnya. Sekarang dengan adanya Mecca Royal Clock Tower yang berketinggian 601 meter yang dibangun dari balik bukit, ikut membantu jamaah untuk menyaksikan Makkah dari kejauhan.
Gedung-gedung pencakar langit yang seakan berdesakan di sekitar Masjidil Haram itu mengingatkan pada kondisi bangunan di Manhattan, Amerika Serikat. Jamaah bisa jadi dibuat terheran-heran dengan pesatnya pembangunan gedung-gedung tersebut. Bahkan bisa jadi, jamaah juga dibuat bingung mencari jalan menuju Masjidil Haram dan ketika kembali ke penginapan.
Apalagi, di sekitar Masjidil Haram begitu banyak terdapat hotel bintang lima yang dilengkapi berbagai mal. Bangunan-bangunan itu juga disesaki berbagai papan reklame. ”Gedung-gedung pencakar langit ini mestinya jangan dibangun di dekat Masjidil Haram,” ujar jamaah haji asal Pakistan, Aqil Malik. ”Ini membuat sulit untuk mencapai Masjidil Haram. Di sekitar Masjidil Haram mestinya dibiarkan ruang terbuka.”
Daerah sekitar Masjidil Haram telah diperluas dengan rencana pembangunan berskala besar untuk meningkatkan kapasitas masjid. Masjidil Haram sekarang dan ke depan akan jauh berbeda dengan kondisi di masa lalu. Lima puluh tahun lalu misalnya, Ka’bah tampak begitu sederhana dengan dikelilingi bangunan-bangunan tua.
Masjidil Haram rencananya akan terus dikembangkan sehingga kelak mampu menampung sekitar 700 ribu jamaah yang tersebar di beberapa lantai. Plaza atau ruang terbuka di sekitar Masjidil Haram juga akan diperluas. Pembangunan perluasan Masjidil Haram itu tampak sedang dikerjakan setelah turunnya perintah dari Raja Abdullah.
Minggu, 21 November 2010
Masjid Agung Sultan Qaboos, Oman Muscat
In 1992 Sultan Qaboos directed that his country of Oman should have a Grand Mosque . Pada tahun 1992 Sultan Qaboos diarahkan bahwa negaranya Oman harus memiliki Masjid Agung. A competition for its design took place in 1993 and after a site was chosen at Bausher construction commenced in 1995. Sebuah kompetisi untuk desain terjadi pada tahun 1993 dan setelah situs dipilih pada konstruksi Bausher dimulai pada tahun 1995. Building work, which was undertaken by Carillion Alawi LLC took six years and four months. Bangunan kerja, yang dilakukan oleh Carillion Alawi LLC mengambil enam tahun dan empat bulan.
The Mosque is built from 300,000 tonnes of Indian sandstone. Masjid dibangun dari 300.000 ton batu pasir India. The main musalla (prayer hall) is square (external dimensions 74.4 x 74.4 metres) with a central dome rising to a height of fifty metres above the floor. The musalla utama (tempat shalat) adalah persegi (eksternal dimensi 74,4 x 74,4 meter) dengan kubah pusat naik hingga ketinggian lima puluh meter di atas lantai. The dome and the main minaret (90 metres) and four flanking minarets (45.5 metres) are the mosque's chief visual features. Kubah dan menara utama (90 meter) dan empat menara mengapit (45,5 meter) adalah fitur utama masjid visual. The main musalla can hold over 6,500 worshippers, while the women's musalla can accommodate 750 worshippers. The musalla utama dapat menahan lebih dari 6.500 jamaah, sedangkan musalla perempuan dapat menampung 750 jamaah. The outer paved ground can hold 8,000 worshippers and there is additional space available in the interior courtyard and the passageways, making a total capacity of up to 20,000 worshippers. Tanah diaspal luar bisa memegang 8.000 jamaah dan ada ruang tambahan yang tersedia di halaman interior dan lorong-lorong, membuat total kapasitas hingga 20.000 jamaah.
A major feature of the design of the interior is the prayer carpet which covers the floor of the prayer hall. Fitur utama dari desain interior adalah karpet doa yang meliputi lantai ruang doa. It contains, 1,700,000 knots, weighs 21 tonnes and took four years to produce, and brings together the classical Tabriz, Kashan and Isfahan design traditions. Ini berisi, 1.700.000 knot, berbobot 21 ton dan membutuhkan waktu empat tahun untuk menghasilkan, dan membawa bersama Tabriz klasik, Kashan dan tradisi desain Isfahan. 28 colors in varying shades were used, the majority obtained from traditional vegetable dyes. 28 warna dalam nuansa yang berbeda-beda digunakan, sebagian besar diperoleh dari zat warna nabati tradisional. It is the largest single piece carpet in the world. Ini adalah potongan karpet terbesar di dunia. The world's largest hand-woven carpet was produced by Iran Carpet Company (ICC) at the order of the Diwan of the Royal Court of Sultanate of Oman to cover the entire floor of the main praying hall of the Sultan Qaboos Grand Mosque (SQGM) in Muscat. tangan terbesar di dunia-tenunan karpet diproduksi oleh Iran Karpet Perusahaan (ICC) pada urutan Diwan Pengadilan Kerajaan Kesultanan Oman untuk menutupi seluruh lantai ruang berdoa utama dari Sultan Qaboos Masjid Agung (SQGM) di Muscat. The carpet measures over 70 × 60 meters, and covers the 4,343 square meter area of the praying hall, all in a single piece. Karpet tindakan lebih dari 70 × 60 meter, dan mencakup area 4.343 meter persegi ruang berdoa, semua dalam satu potongan. The chandelier above the praying hall is 14 meters tall. Lampu kristal di atas ruang berdoa adalah 14 meter. The Mosque is built on a site occupying 416,000 square metres and the complex extends to cover an area of 40,000 square metres. Masjid ini dibangun di atas sebuah situs yang menempati 416.000 meter persegi dan kompleks meluas untuk meliputi area seluas 40.000 meter persegi. The newly built Grand Mosque was inaugurated by Sultan of Oman on May 4, 2001. Grand baru dibangun Masjid diresmikan oleh Sultan Oman pada tanggal 4 Mei 2001.
Senin, 15 November 2010
Masjid As-Salaam Okachimachi Ueno Taito, Tokyo, Jepang
Masjid As-Salaam Ueno-Okachimachi Masjid As-Salaam Ueno-Okachimachi
4-6-7 Taito, Taito-ku, Tokyo 110-0016 4-6-7 Taito, Taito-ku, Tokyo 110-0016
This center will kindly provide access point to know the whole Islamic world. Pusat ini berbaik hati akan menyediakan jalur akses untuk mengenal dunia Islam secara keseluruhan.
Services: Layanan:
- Funeral service (temporary “rest” room) Pemakaman layanan (sementara "istirahat" kamar)
- Information about Islam (as religion and also Islamic culture, include Islamic countries) Informasi tentang Islam (sebagai agama dan juga budaya Islam, termasuk negara-negara Islam)
- Multimedia Library (Book, Audio, Video) Multimedia Library (Book, Audio, Video)
- Language Class (Teach and Learn English, Japanese, Arabic, etc) Kelas Bahasa (Mengajar dan Belajar Bahasa Inggris, Jepang, Arab, dll)
- Cooking Class Cooking Class
- Tea Class Kelas teh
- Bazaar (once/month) Bazaar (sekali / bulan)
- Travel Information to Islamic Countries Informasi Perjalanan ke Negara Islam
- Sell Gift, Souvenir, Interior, Herbal Tea, Aroma Theraphy Jual Gift, Souvenir, Interior, Teh Herbal, Aroma Theraphy
- Useful Information about Housing, Jobs, etc Informasi Berguna tentang Perumahan, Lowongan Kerja, dll
Sabtu, 13 November 2010
Masjid Sentral Seoul, Seoul, Korea Selatan
Apa itu H A L A L ?
Dietary laws Diet hukum
Islam has laws regarding which foods can and cannot be eaten and also on the proper method of slaughtering an animal for consumption, known as dhabihah. Islam memiliki hukum-hukum tentang makanan yang dapat dan tidak dapat dimakan dan juga pada metode yang tepat dari menyembelih binatang untuk konsumsi, yang dikenal sebagai dhabihah. However if there is no other food available then a Muslim is allowed to eat non-halal food. Namun jika tidak ada makanan lain yang tersedia maka seorang muslim diperbolehkan untuk makan makanan non-halal. Surah 2:173 states: Surah 2:173 menyatakan:
If one is forced because there is no other choice, neither craving nor transgressing, there is no sin in him. Jika seseorang terpaksa karena tidak ada pilihan lain, keinginan dan tidak pula melampaui batas, tidak ada dosa dalam dirinya.
Surah 5:5 states: Surah 05:05 menyatakan:
“This day are (all) things good and pure made lawful unto you. "Hari ini adalah (semua) hal yang baik dan murni dihalalkan Anda. The food of the People of the Book is lawful unto you and yours is lawful unto them. Makanan dari Ahli Kitab adalah halal bagi Anda dan Anda adalah sah kepada mereka. (Lawful unto you in marriage) are (not only) chaste women who are believers, but chaste women among the People of the Book, revealed before your time,- when ye give them their due dowers, and desire chastity, not lewdness, nor secret intrigues if any one rejects faith, fruitless is his work, and in the Hereafter he will be in the ranks of those who have lost (all spiritual good).” (Sah kepada Anda dalam pernikahan) adalah (tidak hanya) perempuan suci yang beriman, tetapi wanita suci di antara Ahli Kitab, mengungkapkan sebelum waktu Anda, - apabila kamu memberi mereka dowers karena mereka, dan kesucian keinginan, bukan pekerjaan keji yang nyata, atau intrik rahasia jika ada orang yang menolak iman, sia-sia adalah pekerjaan, dan di akhirat dia akan di jajaran orang-orang yang telah kehilangan (spiritual semua baik). "
Jumat, 12 November 2010
Camilla Leyland, Guru Yoga yang Memutuskan Menjadi Muslimah
Namun tak banyak yang tahu, ibu dari seorang putri, Inaya, ini adalah seorang Muslim. Ia memutuskan untuk menganut Islam pada usia 20-an tahun.
Beda dengan pandangan Barat soal perlakuan Islam atas perempuan, ia justru tertarik mempelajari Islam karena alasan ini. Menurutnya, tak seperti pandangan banyak orang, Islam justru mendudukkan perempuan setara dengan laki-laki, dalam fungsi dan tugas masing-masing.
"Saya tahu, orang pasti akan terkejut mendengar kata "feminisme dan "Islam". Namun jangan salah, dalam Alquran, wanita mempunyai kedudukan setara laki-laki dan ketika agama ini dilahirkan, perempuan adalah warga kelas dua dalam masyarakat misoginis," ujarnya.
Menurutnya, banyak orang yang salah mendudukkan antara budaya dan agama. Di negara Islam, kebebasan wanita dikungkung mungkin benar, namun jangan salah juga, ketika saya tumbuh, saya juga merasa tertekan dalam kultur masyarakat Barat yang begini," ujarnya. "Tekanan" yang dimaksudkan, adalah tuntutan sosial agar wanita berlaku sama dengan pria, dengan minum minuman keras dan seks bebas. "Tak ada artinya semua itu bagi saya. Dalam Islam, ketika Anda mulai menjalin hubungan, maka artinya adalah sebuah komitmen yang intens," ujarnya.
Camilla besar dalam lingkungan kelas menengah Inggris. Ayahnya adalah direktur Southampton Institute of Education dan ibunya dosen ekonomi. Camilla mulai tertarik pada Islam sejak sekolah menengah.
Dahaganya akan pengetahuan keislaman agak terpuaskan ketelah ia masuk universitas, yang dilanjutkan dengan meraih gelar master untuk bidang studi Timur Tengah.
Pencerahan datang saat ia tinggal dan bekerja di Suriah. Ia makin tertarik pada Islam setelah membaca terjemah Alquran. "Saya tertarik untuk menjadi mualaf," ujarnya.
Keputusannya menganut Islam membuat teman-teman dan keluarganya heran. "Sulit bagi mereka untuk memahami seorang yang terpelajar, berasal dari kelas menengah, dan berkulit putih pula, memutuskan untuk menjadi Muslim," ujar Camilla.
Ia sempat mengenakan jilbab, namun kini dia tampil tanpa jilbab. Namun ia mengaku makin mantap dengan islam dan tak pernah melalaikan shalat.
Ia bersyukur menemukan Islam. Ia bercerita, makin kuat tekadnya memegang teguh agamanya saat menghadiri ulang tahun temannya di sebuah bar, saat itu ia tampil perjilbab.
"Saya berjalan, dengan jilbab dan pakaian rapat saya, melihat semua mata menatap saya dan beberapa yang mabuk mengucapkan kata-kata tak senonoh atau menari secara provokatif. Untuk pertama kalinya, saya menyaksikan masa lalu saya dengan sebelah mata dan saya tahu, saya tak akan pernah ingin kembali pada kehidupan semacam itu," ujarnya.
Ia menyatakan beruntung menemukan "rute penyelamatan diri"-nya, Islam. "Ini saya yang sesungguhnya: saya bahagia berdoa lima kali sehari, dan mengikuti pengajian di masjid. Saya tak lagi menjadi budak dari masyarakat yang rusak," ujarnya.
Kamis, 11 November 2010
Hedaytul Islam (Haw Baan) Masjid, Chiang Mai, Thailand
It was first built in nineteenth century by a group of Chinese people, called Chin Ho or Hui, mostly came from Yunnan. Ini pertama kali dibangun pada abad kesembilan belas oleh sekelompok orang Tionghoa, yang disebut atau Hui Chin Ho, sebagian besar berasal dari Yunnan. The present-day buildings were built later, with an Arabic style rather a Chinese style, except in front of the prayer hall, there is a Chinese word, “清真寺”,which means a mosque. Bangunan saat ini dibangun kemudian, dengan gaya bahasa Arab bukan gaya Cina, kecuali di depan ruang doa, ada sebuah kata Cina, "清真寺", yang berarti masjid.
Every Saturday and Sunday, there is a class for young local Muslims, beginning around 8 O'clock to the noon prayer (dhuhr). Setiap hari Sabtu dan Minggu, ada kelas untuk Muslim lokal muda, dimulai sekitar 8:00 untuk doa siang (zhuhur). The mosque also receives 20 students each year for parents who can't afford to send their children to a government school. Masjid juga menerima 20 siswa setiap tahun bagi orangtua yang tidak mampu mengirimkan anak mereka ke sekolah pemerintah. However, most of them are from the other part of the country, rather in Chiang Mai. Namun, kebanyakan dari mereka adalah dari bagian lain negara, bukan di Chiang Mai. The students are both Chinese and non-Chinese Muslims. Para siswa baik Muslim Cina dan non-Cina.
Selasa, 09 November 2010
Masjid Al-Aqsha Dihancurkan
Ustadz semoga dalam keadaan sehat-sehat.. Maaf sebelumnya saya menulis ini karena saya bingung dan harus bagaimana dan apa yang harus saya lakukan?
Setelah membaca berita tentang kekejaman Zionis Israel dalam meruntuhkan masjid Al-- Aqsa kiblat pertama umat Islam. Kita semua pasti tidak rela kalau Masjid Al-Aqsa dihancurkan.
Mohon saran dan nasehatnya, semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran bagi saudara-saudara kita yang skrg berjuang mempertahankan al--Aqsa.
Jazakallah
Wassalamu''alaikum Wr. Wb
jawaban
Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Kalau kita punya iman dan tsiqah yang kuat kepada Allah SWT, sesungguhnya musuh-musuh Allah itu sangat lemah, kecil dan tidak berdaya. Karena Allah pasti akan menolong kita dan menguatkan pijakan kita.
Hai orang-orang mu''min, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad: 7)
Kalau sekarang ini kelihatannya mereka begitu berkuasa dan semena-mena, ketahuilah bahwa sifatnya hanya sementara saja. Bahkan kalau kita buka lembaran sejarah muslim - yahudi, kita dapati bahwa selama 14 abad terakhir ini, justru umat Islam berada di atas kekuasaan dan kebesaran. Sedangkan yahudi berada di bawah sebagai umat yang lemah tak berdaya.
Bahkan yahudi adalah kelompok masyarakat yang selama ini dibenci oleh banyak bangsa dan peradaban di dunia. Mereka diusir dari satu negeri ke negeri yang lain. Bahkan di Jerman sampai muncul kekuatan anti yahudi.
Kalau yahudi sekarang ini sedang berkuasa di Palestina dan ingin menghancurkan masjid Al-Aqsha, ketahuilah bahwa kejadian ini bersifat sementara saja. Kami yakin 100% bahwa tidak lama lagi kekuatan yahudi segera tumbang. Cita-cita untuk mendirikan Israel Raya hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah terkabul, insya Allah.
Buktinya, cita-cita itu sudah berusia ribuan tahun, tapisampai sekarang, untuk sekedar bernafas legapun tidak bisa. Sebentar-sebentar teman-teman kita dari Hamasmeledakkan perumahan mereka. Kehidupan macam apa yang sebentar-sebentar diancam dengan bom syahid?
Buat banyak penduduk di pemukiman yahudi di sana, hidup tak lebih dari neraka. Banyak di antara mereka yang akhirnya sadar bahwa apa yang rezim penguasa yahudi lakukan tidak lain hanyalah sebuah obsesi yang terlalu mahal harganya.
Sesungguhnya kalau kita merasa sakit dengan kejadian sekarang ini, ketahuilah yahudi pun ikut merasa sakit juga. Persis sebagaimana Allah SWT berfirman:
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa'': 104)
Kalau kita khawatir mendengar Al-Aqsha dibuldozer, para yahudi di sana bahkan kehilangan nafsu makan. Karena setiap saat, diri mereka, isteri dan anak-anak merekabisa saja tiba-tibajadi serpihan daging yang berceceran. Siapa yang berani melawan bom syahid para mujahidin Palestina?
Bagi yahudi, tidak ada pasukan yang paling ditakuti di dunia dan dari luar angkasa sekalipun, kecuali pasukan Muhammad SAW. Karena hanya pasukan inilah satu-satunya yang pernah melumat habis dan mengusir pergi kelompok yahudi laknatullah dari kota Madinah dan Khaibar.
Pasukan ini tidak pernah takut mati, tetapi justru merindukan mati syahid. Surga sudah melambai-lambai memanggil mereka. Buat apa hidup di bawah jajahan Israel, lebih baik segera menemui Allah SWT dan menikmati hidup abadi di surga. Allahu akbar!!!
Seandainya TNI dan semua prajuritnya punya mental seperti ini, pastilah TNI jadi tentara nomor wahid di dunia. Sebab kekuatan sebuah pasukan tidak semata diukur dari senjata, melainkan dari nyali. Lihatlah bagaimana pasukan AS ''keok'' di Iraq, bukankah mereka punya teknologi mutakhir? Tapi semua itu tidak ada artinya, kalau orang yang pegang senjata hanyalah sekumpulanbadut pengecut yang takut maut.
Tentara Israel ternyata jauh lebih pengecut lagi. Mereka hanya mampu membuat senjata dan memainkannya dari balik tembok.Kalau urusanperang bertemu langsung dengan lawan, adanya di nomor buncit, alias paling belakang.
Maka janganlah kecil hati saudaraku, insya Allah teman-teman kita di Palestina sudah siap perang sampai tetes darah penghabisan. Kita bantu doa, dana serta opini. Yang terakhir ini sangat penting, karena masih banyak muslimin saudara kita yang tidak tahu apa arti jihad melawan yahudi Israel.
Masih banyak keluarga kita yang bersikap masa bodo dengan problematika dunia Islam. Bahkan ada yang tega-teganya memfitnah pejuang muslim Palestina dan mengatakannya sebagai teroris, astaghfirullah-azhdim!!
Mari kita sadarkan teman-teman kita di sini, siapa lagi yang punya peran itu, kalau bukan kita. Kita kampanyekan bahwa jihad saudara kita di Palestina adalah jihad suci, yang perlu kita bantu dari segala sisi. Bukan sekedar mati konyol sebagaimana black campagne dari musuh-musuh Islam.
Dan ingat juga, bahwa kejadian seperti di Al-Aqsha itu mungkin saja nanti akan terjadi juga di negeri kita. Ada waktunya kita mungkin juga harus berjihad secara pisik, kalau negeri kita misalnya tiba-tiba diserbu tentara kafir yang ingin menghancurkan Islam di negeri ini, dengan dalih apapun. Toh kejadian ini sudah berlangsung di Afghan, Iraq, Libanon dan lainnya. Maka bagaimana dengan Indonesia? Hanya Allah yang tahu, kapan waktunya tiba.
Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1170911872
Surat Terbuka Lauren Booth: Mengapa Saya Memilih Islam
Publikasi lain menyebut, ia menjadi Muslim hanya demi mencari popularitas. "Ia ingin diperhatikan," demikian sebagian orang mengomentari.
Alih-alih menanggapi semua tudingan, ia malah membuat surat terbuka tentang rasa syukurnya menjadi seorang Muslim. Suratnya itu dimuat di harian Daily Mail edisi awal pekan ini. Berikut ini petikannya:
Ditanya mengenai penjelasan singkat tentang bagaimana saya -- seorang jurnalis, orang tua tunggal yang juga wanita karier, bekerja di media Barat -- memilih agama ini, saya selalu menjelaskan tentang pengalaman spiritual paling intens di sebuah masjid di Iran sebulan lalu.
Tetapi, hal ini membawa saya menengok ke belakang, pada Januari 2005, ketika saya datang seorang diri ke Tepi Barat untuk meliput pemilu di sana yang nantinya diterbitkan di The Mail edisi Minggu. Asal Anda tahu, sebelum pergi ke sana, saya belum pernah menghabiskan waktu dengan seseorang berdarah Arab, atau seseorang beragama Islam.
Seluruh pengalaman mungkin akan sangat mengejutkan, namun bukan untuk alasan yang mungkin saya harapkan. Sangat banyak informasi yang kita tahu tentang orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad, walau belakangan saya sadari banyak yang bias.
Intinya, saya tetap terbang ke Timur Tengah, dengan beragam pikiran berkecamuk di kepala saya: ekstremis radikal, kaum fanatik, kawin paksa, bom bunuh diri, dan jihad. Tak banyak brosur perjalanan yang saya bawa.
Pertama menginjakkan kaki, saya datang tanpa mantel, karena otoritas bandara Israel menahan kopor saya. Saat berjalan di Ramallah, saya menggigil, sebelum kemudian seorang wanita tua mencengkeram tangan saya.
Berbicara tak jelas dalam bahasa Arab yang cepat, ia membawa saya masuk ke dalam rumah di sisi jalan. Oh, apakah saya tengah diculik oleh seorang teroris? Saya masih bingung dan bertanya-tanya, ketika ia membuka lemari pakaian dan menarik sebuah mantel, topi, dan scarf.
Saya keluar dari rumah itu dengan mengenakan mantel, topi, dan scaft pemberiannya. Ciuman wanita tua itu mengantarkan kehangatan pada perjalanan saya. Kami tak saling bertukar kata.
Kejadian itu sangat sulit saya lupakan. Dalam wujud yang berbeda, kehangatan yang sama saya dapatkan ratusan kali. Hal yang sungguh tak saya dapatkan dalam apapun yang telah saya baca sebelumnya, atau terlihat di artikel manapun.
Sejak itu, saya setidaknya beberapa kali pergi ke sana selama tiga tahun. Pertama kali saya pergi untuk urusan kerjaan, maka kali lain saya pergi untuk alasan yang berbeda: bergabung dengan relawan pembawa bantuan dan grup pro-Palestina. Saya merasa tertantang oleh kesulitan yang dialami Palestina. Penting untuk diingat, ada umat Kristen di Tanah Suci ini yang telah tinggal selama 2.000 tahun dan bahwa mereka juga menderita di bawah pendudukan ilegal Israel.
Secara bertahap saya menemukan ekspresi seperti 'Masya Allah!' dan 'Alhamdullilah!' (mirip dengan 'Haleluya'), dan itu mulai masuk dalam percakapan sehari-hari saya. Ini adalah seruan gembira yang berasal dari 100 nama Tuhan (maksudnya mungkin 99, red), atau Allah.
Dari semula saya selalu gugup bila berada di dekat kelompok Muslim, kini saya malah mencoba untuk mendekati mereka. Sebuah tantangan bisa ada di dekat kaum terpelajar, yang lebih di atas semua itu, adalah sangat ramah dan murah hati.
Sejak itu, saya tak ragu lagi untuk memulai perubahan pemahaman politik, bahwa sesungguhnya warga Palestina adalah sebuah keluarga yang hangat ketimbang tersangka teror, dan kaum Muslim adalah sebuah komunitas ketimbang serangkaian "Collateral Damage".
(OK, saya hentikan di sini dulu, karena saya harus shalat selama 10 menit. Sekarang pukul 01.30 PM. Ada lima kali waktu berdoa dalam Islam tiap hari, sepanjang tahun sejak terbit matahari hingga malam hari).
Bagaimana tentang perjalanan spiritual? Itu tak pernah terjadi pada saya. Meskupun, saya suka berdoa dan sejak kecil sudah mendengar cerita tentang Yesus dan para nabi sebelumnya. Saya dibesarkan dalam keluarga yang sangat sekuler.
Mungkin apresiasi saya atas budaya Islam, terutama pada perempuan Muslim, yang menarik saya untuk mengapresiasi Islam. Perempuan Islam yang saya lihat di Inggris adalah yang menutup seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki, kadang berjalan di belakang suami mereka, dengan anak-anak berbaju panjang di sekitar mereka.
Ini sungguh kontras dengan kondisi wanita profesional Eropa yang umumnya sangat memperhatikan penampilannya. Saya, misalnya, sangat bangga dengan rambut pirang saya, dan ya, belahan dada saya. Ini seolah menjadi "jualan" utama kami.
Saat bekerja di dunia broadcast televisi, betapa hal itu makin jelas terasa: presenter wanita menghabiskan waktu hingga satu jam untuk merias wajah dan penampilan mereka, hanya untuk membahas satu topik "serius" yang memakan waktu tak lebih dari 15 menit. Apakah ini sebagian bentuk liber-ation? Saya mulai bertanya-tanya seberapa banyak penghormatan bagi gadis-gadis dan perempuan dalam masyarakat "bebas" kita.
Pada tahun 2007 saya pergi ke Libanon. Saya menghabiskan waktu empat hari bersama para mahasiswi di sana, sebagian dari mereka mengenakan cadar. Mereka tetap tampak menawan, mandiri, dan bebas berpendapat. Mereka semua bukan gadis yang pemalu, atau mereka akan segera dipaksa untuk menikah, seperti yang sering kita dengar di Barat.
Suatu waktu mereka menemani saya mewawancarai seorang syekh yang disebut-sebut dekat dengan milisi Hizbullah. Saya sangat terkejut ketika melihat bagaimana syekh itu memperlakukan pada gadis yang menemani saya ini. Saat Syekh Nabil yang mengenakan surban dan jubah cokelat berbicara tentang topik yang "menantang" -- tentang pertukaran tawanan -- mereka tergelitik untuk angkat bicara. Mereka bebas bertanya dan menyatakan apapun, termasuk angkat tangan untuk menyela sang Syekh yang tengah berbicara.
Ada hal lain yang berubah kemudian dalam diri saya. Semakin banyak waktu saya habiskan di Timur Tengah, semakin sering saya minta diantar ke masjid. Hanya untuk kepentingan pesiar, begitu saya selalu meyakinkan pada diri saya. Walaupun faktanya, saya mendapatkan lebih dari sekadar "wisata" belaka.
Bebas dari aneka patung dan bangku, saya melihat mereka duduk begitu saja dengan anak-anak bermain di sekitarnya, beberapa memakan bekal mereka, dan wanita tua duduk di atas kursi roda mereka membaca Alquran. Mereka membawa "kehidupan" mereka ke masjid, dan membawa "masjid" ke dalam rumah-rumah mereka.
Dan tibalah suatu malam saat saya mengunjungi kota Qom, di bawah kubah emas yang disebut Fatimah Mesumah (Fatimah Sang Teladan), sama seperti perempuan lainnya di sana, tiba-tiba saya bergumam nama Allah beberapa kali, ketika memegang pagar makam Fatimah.
Ketika saya duduk, sebuah kenikmatan spiritual menyergap saya. Bukan kenikmatan yang seolah mengangkat kita dari tanah, tapi kenikmatan yang memberi kedamaian penuh. Saya duduk di sana untuk waktu yang lama. Seorang wanita muda di samping saya membisikkan, "Suatu keajaiban tengah terjadi pada Anda".
Ya, seketika saya tahu. Saya bukan lagi "turis dalam Islam", tapi telah menjadi umat, bagian dari komunitas Muslim, dan terkait dengan seluruh Muslimin.
Untuk pertama kalinya saya merasakan ingin lari dari situasi ini. Ada beberapa alasan; Apakan betul saya telah siap berpindah agama? Apa yang akan ada dalam pikiran teman-teman dan keluarga kalau saya menjadi Muslim? Apakah saya siap untuk mengubah banyak hal dalam perilaku keseharian saya?
Dan yang terjadi kemudian adalah hal yang benar-benar aneh. Saya tidak merasa khawatir tentang hal-hal itu, karena entah bagaimana menjadi seorang Muslim sangat mudah - meskipun masalah yang akan saya hadapi sangat berbeda, tentu saja.
Untuk memulai, Islam menuntut banyak belajar, namun saya ibu dua anak dan bekerja penuh waktu. Anda diharapkan untuk membaca Alquran dari awal hingga akhir, ditambah dengan bertemu imam dan segala macam aturan bagi orang yang sudah tercerahkan. Kebanyakan orang akan menghabiskan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sebelum menyatakan keislamannya. Saya bisa melewatinya.
Kini saya menjalin hubungan dengan beberapa masjid di North London, dan saya pergi ke sana setidaknya sekali seminggu. Saya tidak mengkotakkan diri saya apakah saya seorang Syiah atau Sunni. Bagi saya, hanya ada satu Islam dan satu Allah.
Mengadopsi pakaian, harus saya akui, lebih sulit dari yang Anda pikirkan. Menggunakan jilbab artinya saya berubah secara lebih cepat lagi. Dan, saya melakukannya beberapa pekan lalu. Untunglah, cuaca di luar dingin, jadi hanya sedikit orang yang memperhatikan.
Beberapa orang di tempat kerja saya bisa menerima, sebagian lain mencibir, bahkan menganggap palsu konversi keyakinan saya. Tapi sekarang, saya mulai bisa mengabaikan komentar-komentas negatif mereka. Beberapa orang mungkin tak bisa paham tentang perjalanan spiritual, dan berbincang tentang itu justru membuat mereka ketakutan.
Lepas dari semua itu, satu yang menjadi perhatian saya saat ini adalah: saya akan tetap profesional. Beberapa aktivias lama akan tetap saya lakukan. Saya akan tetap menjadi aktivis pro-Palestina, dan tak akan berhenti. Inggris adalah negara yang lebih toleran, setidaknya dibanding Prancis dan Jerman.
Saya beruntung bahwa saya mempunyai hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitar saya. Reaksi dari teman-teman saya yang non-Muslim lebih pada penasaran daripada bermusuhan. "Apakah itu akan mengubahmu?" Mereka bertanya. "Bisakah kita tetap berteman? Bisakah kita pergi minum?"
Jawaban atas dua pertanyaan pertama adalah: ya. Yang terakhir kemungkinan besar adalah, tidak.
Hubungan saya dengan ayah saya mungkin memang tidak bagus, dan susah memintanya memahami konversi keyakinan saya. Saya dan ibu saya memiliki hubungan yang buruk sejak saya menginjak dewasa, namun kami membangun sebuah "jembatan" hubungan dan dia selalu mendukung saya. Ketika saya bilang saya menjadi Muslim, dia menjawab, "Bukan menjadi itu (Muslim). Kudengar tadinya kau menjadi Budha." Namun kini dia memahami dan menerimanya.
Suatu saat jika harus menikah lagi, saya ingin suami saya seorang Muslim. Jika ditanya apakah anak-anak saya akan menjadi Muslim juga, saya tak bisa menjawabnya. Semua terserah mereka. Anda tak bisa mengubah hati seseorang bukan? (Selesai)
Catatan: Beberapa bagian suratnya kami penggal, tetapi tidak mengurangi arti secara keseluruhan.
Selasa, 02 November 2010
ah, KORUPTOR yang korupsi !!!
Semua orang pasti setuju bahwa korupsi adalah tindakan kriminal yang paling kriminal dari semua tindakan kriminal. Korupsi adalah tindakah kejahatan terhadap kemanusiaan. Korupsi lebih sadis dari pada perang. Ia bekerja secara siluman hampir tidak kelihatan tetapi dampaknya sangat fantastis dan berkepanjangan. Fatalnya, korupsi mampu meretakan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Radhar Panca Dahana pernah mengatakan korupsi menjadi raison d’etre korosi kejayaan negara.
Sekarang dunia mengenal Indonesia sebagai negara terkorup. Korupsi menjelma menjadi keutamaan bangsa. Jangan-jangan sudah tidak ada lagi keutamaan lain selain korupsi. Korupsi bukan lagi milik kelas elite, tetapi sudah imanen dalam masyarakat kebanyakan. Kasus Gayus Tumbunan dan “markus” adalah contoh yang menganga betapa korupsi merayap ke semua level masyarakat. Anehnya, lembaga atau pihak yang harus mengambil posisi perang melawan tindak korupsi justru turut bercumbu ria dengan manisnya tubuh korupsi. Lembaga-lembaga super body telah kehilangan antibodi melawan liukan erotis virus korupsi.
Mohamad Sobary pernah menulis begini: “bila ada maling mencuri milik orang lain, maka polisi akan datang untuk mengungkapkannya, dan menyerahkannya pada jaksa. Tapi bila malingnya itu polisi, jaksa, dan para pejabat tinggi lain, duh Gusti, siapa bisa menangkapnya, terutama jika wakil rakyat pun kebagian dan dengan gigih pun membela mereka?” Dan yang terjadi adalah maling teriak maling. Tidak jelas, siapa yang sebenarnya maling. Tetap saja, rakyat yang membayar pajaklah yang menjadi korban. Katanya, orang bijak bayar pajak. Kalimat ini indirectly ingin mengatakan bahwa orang yang tidak bayar pajak itu biadab. Lalu bagaimana dengan orang yang mencuri uang negara dari pajak? Biadap superlative mungkin layak untuk disematkan pada dada mereka.
Publik juga masih sedang bingung dengan kasus yang sedang menguak. Kasus si whistle blower, Susno Duadji, sang Jendral bintang tiga menjadi pesakitan di ruang tahanan. Dari tiupannya, banyak lembaga, khususnya kepolisian menjadi kehilangan muka. Kepolisian sedang susah payah membangun citra justru kembali terperosok akibat anggur korupsi yang memabukan beberapa pejabat tinggi di kepolisian. Kepolisian tidak tinggal diam. Tiupan itu disambut dengan answer as man. Maka masuklah sang whistle blower dalam “hotel” prodeo. Maling teriak maling. Siapa yang sebenarnya maling? Kelihatannya, tidak ada dikotomi maliang dan bukan maling. Semuanya maling. Maling yang dibesarkan dalam rumah yang sama. Jelas semua itu adalah mekanisme pertahanan diri setekah kebakran jenggot dengan teori blaming the victim (menyalahkan sang korban). Semacam pemutarbalikan fakta: sang penindas melapor sebagai tertindas padahal semuanya penindas. Publik bingung, hukum pun bingung. Mari kita tertawa untuk republik ini.
Sementara publik bingung, para koruptor lebih bingung lagi mencari celah untuk tetap lolos dari jerat hukum. Korupsi kolutif akan berkembang biak di sini. Korupsi bisa bermetamorfosi menjadi amoeba. Korupsi beranak-pianak dengan membelah dirinya sendiri. Dan koruptor pun orang cerdas yang bisa memilin aturan, menipu harta dan menipu jabatan. Hukum pun dapat dibayar, hasil korupsi ditimbun dengan sebagian untuk menyumbang pembangunan rumah ibadah, panti asuhan, lembaga sosial dan kerja kesenian untuk lolos dari jebakan money loundrying. Koruptor juga pintar berteater dengan pura-pura menjadi pegawai pajak, polisi, jaksa, anggota legislatif dan lain-lain, pada hal pekerjaan utamanya sebagai koruptor. Radhar Panca Dahana pun memperkenalkan pada kita wajah koruptor yang sebenarnya adalah “jenis manusia yang keras walau tampak dermawan, malas tapi tangguh, perusak tapi juga pemberani, culas namun pula cerdik...” Sketsa wajah koruptor ini sepertinya mendekati benar sebab para koruptor adalah orang yang tidak disangka-sangka meski sebenarnya mudah ditebak.
Memberantas korupsi adalah urusan urgen dan mendesak. Sama pentingnya juga dengan mencegah tindak korupsi. Lembaga-lembaga anti korupsi sejauh ini telah berhasil menangkap para koruptor dan mencegah tindak korupsi. Seluruh komponen bangsa harus saling mendukung dan bersatu tekad memberantas korupsi dan semua turunannya. Mendukung tetap dalam artian mendorong dan memberi dukungan moral terhadap lembaga-lembaga anti korupsi sekaligus kontrol terhadap praktek pemberantasan korupsi tersebut. Sebab ini adalah persoalan siapa mengawas siapa. Kasus “cicak-buaya” adalah bukti dari persoalan siapa mengawas siapa ini. Pemberantasan tindak korupsi juga harus diterjemahkan dalam domain norma-norma moral-etis dan legal. Sebab kadang kala terjemahan ini kurang sempurna. Jika itu terjadi maka tindakan yang bersifat korup secara moral tetapi tidak absah secara legal. Dalam kondisi ceteris paribus, mata publik melihat suatu tindakan terindikasi korupsi tetapi tidak menurut hakim. Terjemahan moral-etis dan legal penting sebab korupsi merupakan tindalan yang melanggar norma-norma moral-etis dan sementara itu, instrumen legal dipakai untuk menjerat pelaku-pelaku korupsi.
Siapa pun pemimpin bangsa ini harus punya komitmen tinggi untuk memberantas tindakan busuk korupsi. Korupsi harus dihapuskan dari muka bumi tercinta ini. Pemberantasan korupsi adalah conditio sine qua non bagi perbaikan kehidupan berbaik dan beradab. Sebab ini berkaitan dengan hati nurani bangsa, national geweten (conscience of the national) dalam istilah Soekarano. Semua itu untuk kejayaan bangsa Indonesia tercinta. Dan ah, koruptor! Ono-ono ae...bikin rusak martabat bangsa aja.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional!!!
Projek Raksasa Masjidil Haram (2)
MEKAH–Anda gagal berangkat haji tahun 1430 H ini akibat keterbatasan kuota? Jangan bersedih dan jangan menyesal. Justru kalau tahun ini berangkat, maka Anda tidak melihat Masjidilharam “baru” yang amat sangat luas dengan sistem real estate terpadu yang luar biasa. Sebab, tahun ini, projek perluasan Masjidilharam masih dalam proses pengerjaan. Baru sepuluh tahun ke depan, projek besar pembangunan Kota Mekah Al-Mukaramah selesai dibangun. Namun setidaknya, Masjidilharam bersama pembangunan sekitarnya sudah dapat dilihat hasilnya pada musim haji 1431 H.
Projek besar pembangunan Kota Mekah merupakan keniscayaan. Sebab, setidaknya tiga juta orang datang ke kota ini setiap musim haji, dan beberapa kali lipat lagi jumlah jemaah umrah sepanjang tahun. Padahal, kapasitas Masjidilharam hanya mampu menampung sekitar satu juta orang. Itulah sebabnya, penyelenggaraan haji selalu ruwet dipusingkan oleh perumahan dan pemondokan yang kurang, transportasi yang terbatas, tempat ibadah yang sempit, dan problem sosial lain sebagai ikutan dari membludaknya jemaah.
Keputusan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang akan membangun projek raksasa senilai RS 50 miliar (RS 1 kurang lebih setara dengan Rp 2.600,00) adalah tepat. Karena untuk mengatasi sempitnya areal ibadah adalah dengan cara memperluasnya. Persoalannya, selama ini, lingkungan Masjidilharam penuh sesak dengan hotel dan penginapan, dari hotel bintang lima yang sangat mewah, hingga bangunan lama peninggalan zaman syeikh. Tempat ini mampu menampung sekitar sejuta jemaah.
Tidak peduli. Keputusan Pemerintah Arab Saudi adalah untuk dilaksanakan, bukan diwacanakan. Berapa pun besarnya nilai hotel dan perumahan serta tanah yang ada di sekitar Masjidilharam diganti. Setidaknya, 1.000 hotel dan rumah yang berada di Syamiya, sisi utara Masjidilharam diruntuhkan. Para pemiliknya mendapatkan ganti rugi tak kurang dari RS 6 miliar. Di sisi timur Masjidilharam yang sebelumnya dikenal dengan Pasar Seng dibangun projek perluasan ke Jabal Khandama seluas 150.000 meter persegi.
Jabal (Bukit) Omar yang terletak di sisi barat daya Masjidilharam segera diratakan dengan cara merobohkan bangunan yang ada serta meruntuhkan gunung, kemudian digali dan dipancangkan foundasi. Lokasi ini akan dibangun komplek perumahan dan hotel serta pusat belanja. Selain itu, tempat ini juga akan dibangun tempat perluasan tempat salat yang mampu menampung 120.000 orang. Di bagian tenggara Masjidilharam, di sekitar Rumah Sakit Ajyad, segera dibangun rumah sakit modern dan pusat kesehatan yang dilengkapi fasilitas gawat darurat.
Dengan pembangunan projek raksasa ini, diharapkan sebagian besar jemaah yang terus bertambah dapat tertampung di sekitar masjid. Di samping itu, kapasitas Masjidilharam dapat terus meningkat hingga mampu menampung semua jemaah yang datang. Mereka tidak lagi melaksanakan salat di emperan toko atau di jalan-jalan yang menyambung ke masjid. Tapi setidaknya, mereka dapat melaksanakan salat di masjid perluasan Masjidilharam yang ada sekarang.
Akibat pembangunan raksasa ini, jemaah haji yang tengah beribadah di Masjidilharam mendengar gemuruh pembangunan Masjidilharam yang terus berjalan sepanjang 24 jam. Di luar jam salat, jemaah yang melaksanakan ibadah di seputar Masjidilharam dapat menyaksikan puluhan mobil becho sedang meruntuhkan gunung Syamiya. Ratusan truk hilir mudik mengangkut batu dan tanah bekas galian. Gunung batu keras yang tadinya menjulang kini digali semakin dalam untuk pembuatan foundasi. Namun di atas sisa gunung yang masih menjulang berdiri ratusan rumah dan hotel yang sudah dikosongkan dari penghuninya. Pemandangan yang sangat dramatis.
Pasar Seng yang dulunya selalu menjadi tempat favorit jemaah Indonesia berbelanja, saat ini menjadi tempat terbuka. Namun belum terlihat ada bangunan. Hanya puluhan kios yang memberikan layanan potong rambut masih berdiri berjejer, namun sifatnya tidak permanen. Bangunan ini setiap saat bisa digusur. Tidak ada lagi toko yang menjajakan tasbih, tas, pakaian, jam, dan barang elektronik seperti di masa lalu, hanya beberapa bagalah (warung) yang menjajakan minuman yang masih berdiri dengan bangunan yang tidak permanent. Toko yang dulu sangat meriah kini mundur ke belakang, sebagaimana jemaah haji juga mundur tempat tinggalnya.
Jabal Omar yang terletak di sekitar Istana Raja belum mengalami pembongkaran. Namun wilayah ini sudah terlihat lesu. Sebab, hotel dan penginapan yang tinggi menjulang sudah tidak ada penghuninya lagi. Mereka tinggal menanti setiap saat diruntuhkan. Memang rumah dan hotel ini masih terlihat ada satu atau dua orang penjaga, namun kamar dan bangunan di bagian atas tak lagi terlihat nyala listrik. Gelap gulita.
Menutut sejumlah mukimin yang tinggal di Mekah, di luar musim haji, gedung dan perhotelan yang besar diruntuhkan menggunakan dinamit. Dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi, gedung-gedung itu diruntuhkan dalam hitungan menit tanpa menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Tembok dan atap bangunan seperti kompak runtuh ke dalam, seperti tanaman yang layu. Puluhan kendaraan becho kemudian mengeruk bekas bangunan. Dengan truk, bekas bangunan itu diangkut ke luar Kota Mekah.
Pembangunan perluasan Masjidilharam yang “gila-gilaan” ini sepertinya sudah dihitung secara detail tentang peluang pencemaran lingkungan. Karena pembangunan ini bagaimanapun akan menyebabkan debu berterbangan ke mana-mana, bahkan berpeluang masuk ke Masjidilharam saat jemaah sedang padat-padatnya. Namun pada kenyataannya, setiap batu dan tanah yang dikeruk selalu diikuti dengan siraman air, sehingga debu itu tidak sempat terbang ke udara, kecuali sedikit.
Di pinggir pembangunan projek perluasan di bagian Syamiyah ini berdiri juga puluhan bagalah yang menyediakan makan dan minum bagi jemaah haji, baik makanan khas Arab, Pakistan, Turki, bahkan masakan Indonesia. Sembari menikmati jajanan dan minuman, jemaah haji dapat menyaksikan bagaimana secara perlahan mobil peralatan berat itu meruntuhkan gunung batu yang amat keras dengan mudah.
Ring Dua
Projek pembangunan perluasan Masjidilharam inilah yang menjadi penyebab utama mengapa jemaah haji selama dua tahun terakhir ini mengalami pergeseran tempat tinggal. Jika di masa lalu sebagian jemaah bisa tinggal di penginapan yang jaraknya antara 50 meter hingga 1.000 meter dari Masjidilharam, sekarang tidak bisa lagi. Paling dekat, jemaah tinggal satu kilometer dari Masjidilharam, karena projek perluasan masjid ini rata-rata seluas radius satu kilometer itu dari masjid.
Maka akibatnya, sekitar 50.000 jemaah haji Indonesia yang biasanya tinggal di sekitar Masjdilharam harus tergusur. Perumahan di masa lalu yang disebut sebagai Ring II, kini berubah menjadi Ring I, sedangkan Ring III di masa lalu, kini menjadi Ring II. Namun jemaah haji yang mengalami penggusuran tempat tinggal ini tidak hanya dialami jemaah Indonesia. Jemaah haji dari negara lain yang memiliki jemaah dalam jumlah yang banyak juga menempatkan mereka di wilayah yang jauh hingga berjarak 10 km.
Maka di wilayah yang jauh tersebut, selain jemaah Indonesia, terlihat jemaah asal Turki. Mereka juga menggunakan kendaraan jemputan saat pergi maupun pulang dari Masjidilharam, sebagaimana jemaah haji Indonesia. Meski demikian, sebagian dari mereka melaksanan salat sehari-hari di masjid di lingkungan mereka tinggal. Maka masjid bagus dan besar yang salam ini sepi, menjadi semakin hangat dengan meningkatnya jemaah tersebut.
Hanya istana raja yang digunakan untuk guest house yang tidak digusur beserta sejumlah hotel raksasa di sampingnya yang masih berdiri tegak. Hotel inilah yang digunakan jemaah haji biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) khusus. Kelihatannya, hotel ini merupakan bagian dari megaprojek perluasan masjid, sehingga mereka tidak tergusur, bahkan terus disempurnakan bangunannya hingga tinggi menjulang.mch/yto
http://www.jurnalhaji.com/2009/11/12/projek-raksasa-masjidilharam/